Sabtu, 25 April 2015

CERPEN LUCU


PERCAKAPAN DENGAN SAPI

Ketika suatu malam kau bertemu sepi dan dia bertanya “mengapa kau masih sendiri?”
Kau terdiam lalu mulai berdalih “entahlah, mungkin lebih baik begini”
Sepi tertawa dan tatapannya sinis, jelas sekali ia mengejek “rupanya kau senang berteman denganku”
Kau akhirnya ikut tertawa miris, di dalam hati kau juga menyimpan Tanya bagaimana rasanya bertemu dengan perasaan yang lain lagi. Jujur saja kau pasti pernah merasa bosan dan jenuh hanya berteman sepi.
Hanya satu keyakinan, sepi tak pernah abadi mungkin nanti cinta dan bahagia datang dan masuk ke dalam hidupmu.
“jika memang kau sudah bosan berteman denganku, pergilah cari kebahagiaanmu!” suara sepi terdengar menghentak-hentak gendang telinga.
Sedangkan kau masih bergulat bersama sepi saling beragumentasi dan egois menguasai diri.
“untuk apa bahagia dicari? Dia juga akan datang sendiri.” Kau berusaha bertahan meski tahu kata-katamu tak cukup meyakinkan.
Semakin keras saja tawa sepi, kemudian dia berucap bersama perihnya kelirihan sepi “kau terlalu naïf anak muda, cinta dan bahagia tidak akan menghampirimu seperti aku! Dan kedatanganku ini hanya untuk membuatmu sadar bahwa berdiam diri tidak akan membuatmu lepas dariku!.”
Lalu pada detik lainnya, kau mulai tersadar bahwa perkataan sepi benar. Kau mulai memikirkan bagaimana indahnya berteman cinta dan bahagia meski kau juga takut berteman luka dan kembali bertemu sepi.
“kau tidak akan pernah tahu rasanya jika kau hanya menerka-nerka anak muda” Sepi kembali berkata di antara lamunanmu.
Sekali lagi kau membenarkan apa yang dikatakan sepi.
“benar! Mungkin ini saatnya untuk mencoba.”
Pada akhirnya Sepi tersenyum dan dengan perlahan memudar hingga nyaris tak menampakkan wujudnya. Karena kau sudah mulai berteman harapan yang berkobar-kobar untuk berteman juga dengan cinta dan bahagia sekaligus menepis kemungkinan berteman luka.
Sepi benar-benar pergi, namun sebelum bayangnya benar-benar menghilang darimu ia sempat berkata tepatnya terdengar seperti nasihat “apapun yang terjadi tetaplah kuat karena tak mudah untuk berteman dengan sepi dan bahagia, anak muda.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar